Entri Populer

Jumat, 12 Agustus 2011

Proses Penjajahan dan Kemerdekaan


Dalam filsafat bola kita mengenal istilah menyerang dan bertahan. Tim yang kuat akan menyerang tim yang lemah, tak ada pilihan bagi tim yang  lemah kecuali berjuang untuk bertahan dari serangan-serangan sekalipun ia harus kalah. Begitupun dengan suatu negara jika ia lemah maka akan mudah untuk diserang dari berbagai penjuru. Kelemahan bisa disebabkan oleh kemiskinan, kebodohan dan keserakahan, nafsu yang tak terkendali sehingga membuat seseorang mengabaikan hak orang lain yang kemudian menimbulkan perlawanan dan pertikaian. 
Perjalanan sejarah negeri ini mencatat penderitaan yang berkepanjangan akibat penjajahan. Kedatangan bangsa yang kuat dan pintar mengintai masyarakat yang miskin namun kaya dengan potensi alam, kelemahan masyarakat miskin ini minim akan pendidikan sehingga tidak mampu membaca potensi dan mengelola kekayaannya.Hal ini diperparah dengan perebutan kekuasaan dalam tatanan kerajaan-kerajaan yang terpencar diberbagai wilayah Nusantara. 
Saya akan mengutip Perlawanan Kalimantan terhadap kolonial Belanda sebagaimana yang tertuang dalam buku Api Nan Tak Kunjung Padam, Gelora Perjuangan Nusantara sebelum Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Badan Penerbit Almanak RI-B.P.Alda 1983. "...Pada masa pemerintahan Sultan Rahmatullah pada dasawarsa ketiga abad 17, Belanda diizinkan mendirikan kantor dagang di Banjarmasin. Ketika pengganti raja di Banjarmasin Sultan Tamzid mendapat kesukaran karena perlawanan dari Pangeran Amir, Belanda diminta bantuannya. Sebagai balas jasa kepada Belanda, Sultan Banjar itu kemudian menyerahkan wilayah-wilayah Pegatan, Pasir, Kutai, Bulongan dan Kotawaringin kepada Belanda. Ketika Sultan Sulaeman sebagai pengganti Sultan Tamzid II bertahta, sekali lagi Belanda dapat meminta tanah-tanah baru sebagai balas jasa Sultan kepada mereka, berupa tanah-tanah: Sampit, Sintang, Tanah Laut dan berapa lagi lainnya". Tindakan Belanda ini menimbulkan ketidaksenangan rakyat dan beberapa bangsawan Kalimantan yang kemudian menimbulkan perlawanan di antaranya oleh Pangeran Hidayat, pangeran Antasari,Demang Leman dan kawan-kawan. Masih banyak cerita, saya ingin menunjukkan salah satu contoh bagaimana proses penjajahan itu terjadi. 
Dalam Alinea pertama Pembukaan UUD 1945 dikatakan bahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Sebagai bangsa yang merdeka kita berhak mengatur negeri sendiri, menjalin hubungan dengan negara-negara di dunia termasuk Belanda dan Jepang yang pernah menjajah kita. Itulah indahnya damai tanpa dendam karena Tuhan yang Maha Esa, Pengasih dan Penyayang