Entri Populer

Minggu, 15 Mei 2011

RUMAH BETANG DAN PEMANASAN GLOBAL

       RUMAH BETANG DAN PEMANASAN GLOBAL
Oleh: Ruslimah

       Struktur sosial budaya orang Dayak, salah satunya dapat dilihat dari bangunan rumahnya yang disebut Betang. Bentuk rumah betang yang khas ini bervariasi, ada yang mencapai panjang 150 meter dan lebar 30 meter dengan ketinggian tiga sampai lima meter dari tanah. Hal ini dapat dimaklumi karena pada zaman dulu nenek moyang suku dayak sebagai mana suku yang lain, mereka menghindari serangan binatang buas, banjir, menghindari nyamuk serta menghangatkan badan dengan membuat tungku kecil (menghidupkan api) di bawah rumah, juga menghindari serangan musuh. Masih banyak lagi fungsi dari konstruksi bangunan yang demikian.   
     Kini, bumi semakin tua, hutan-hutan tidak lagi mampu meredam panasnya bumi yang berproses secara alamiah dipercepat lagi dengan ulah manusia dengan mengekspolitasi alam untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tak pernah puas. 
       Selama seratus tahun terakhir suhu rata-rata global pada permukaan bumi meningkat. Gas-gas dan efek rumah kaca dianggap menjadi penyebab Pemanasan Global (Global Worming), namun tentunya banyak faktor penyebab yang mempercepat pemanasan global ini. 
       Kita dapat merasakan bagaimana dampak pemanasan global ini, selain telah mencairnya es di kutub utara dan selatan yang menenggelamkan beberapa pulau disekitarnya, suhu panas yang kita rasakan terasa mengganggu aktivitas sehari-hari. AC dan kipas angin memang dapat meredam panas tetapi tidak semua orang bisa memilikinya dan keduanya membutuhkan tenaga listrik, ini berarti keduanya turut menyumbangkan pemanasan lokal bahkan global dan dampak yang ditimbulkannya juga ada seperti jika kita berlama-lama mengarahkan kipas angin ke kepala kita maka akan menimbulkan sakit kepala, juga penggunaan Ac secara berlebih dapat menyebabkan kekurangan cairan sehingga kulit menjadi kering. 
       Jika rumah kaca menjadi penyebab pemanasan global maka rumah Betang menyebabkan pendinginan ruangan secara alami. Bentuk panggungnya membuat angin dan udara bisa leluasan melewati bawah bangunan,dan jika dibanding rumah beton yang menempel ditanah yang serta merta mengirimkan panas dari bumi ke penghuni rumah terutama pada malam hari, rumah betang ini sejuk pada siang hari dan tidak terlalu dingin pada malam hari. Adakah kita berpikir membuat rumah betang untuk hunian sekaligus bentuk eksotiknya yang menawan dan langka, jauh dari banjir dan gletser? Lalu kemanakah gerangan kayu kalimantan dihanyutkan ke hilir? Maukah kita membudidayakan hutan industri papan untuk masa depan? Boleh jadi rumah betang ini akan trend di masa depan baik yang terbuat dari kayu atau pasir , batu dan tanah. Tentunya kita akan memanfaatkan anugerah Tuhan ini baik sumber daya yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan manajemen berwawasan lingkungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar